Tanpa kita sadari akhir dari dunia ini adalah kematian, namun belum tentu akhir dari hidup adalah kematian. Sebagian berpendapat, disana masih ada alam yang ditempuh, sebagian lagi berpendapat unsur penyusun kita akan kembali ke semesta, sebagian lagi mengatakan roh kita akan mencari jiwa yang baru, sebagian lagi tidak bisa mendefenisikan. Berbagai macam ciri, aliran, keyakinan yang ditempuh manusia untuk menguatkan diri, untuk berani menghadapi kematian. Sebagian dari mereka hanya mengikuti arus karena ditakuti kematian, memiliki agama karena takut akan kematian, memiliki Tuhan karena takut akan kematian, yang menjadikan ketakutan atas kematian menjadi sumber keyakinan yang bahkan mereka tanpa sadar sebagiannya menjual jiwanya atas ketakutan yang dia miliki.

   Sebagian lagi, mereka mempertuhankan diri mereka, kehidupan di dunia adalah hal yang mereka yakini. Sekularisme, ya, ini adalah orientasi terhadap dunia. Untuk apa memikirkan kematian, selagi bisa menikmati hidup maka nikmatilah. Orang dengan pemikiran ini cenderung lebih rasional dan logis, lebih terbuka dan mencari kebahagian sejati didunia. Memang sangat masuk akal, emosi, hasrat, nafsu adalah mukjizat kehidupan. Untuk apa membatasi hal ini hanya karena ketakutan yang belum tentu kita tahu dimana akhirnya. Terdapat dua orang dari jenis ini, yakni yang mementingkan diri sendiri dan satunya lagi yang berjiwa sosial tinggi.

    Sejak awal dunia ini, kapitalis dan sosialis sudah terlahir juga. Liberal dan komunis sudah ada, mereka sudah diciptakan dengan porsinya massing-masing. Sejak awal dunia diciptakan sebab akibat sudah terjadi. Mereka yang kapitalis memperkaya diri mereka sendiri dan mereka yang sosialis juga memperkaya diri mereka sendiri, hanya saja dengan cara yang berbeda dan tentu dengan orientasi yang berbeda pula. Hukum relativitas adalah hal yang tidak terelakkan, ini adalah salah satu penggerak sistem kehidupan terjadi.

     Mereka yang kapitalis cenderung lebih liberal dan menunjukkan bahwasanya terdapat gap antara manusia dan mereka yang sosialis menjadikan komunis sebagai dalih untuk mencapai kesejahteraan bersama. Dimana banyak dari orang tidak sadar, ujung dari semua itu adalah mementingkan diri sendiri, hanya dengan pendekatan yang berbeda.

    Hal ini akan tetap menjadi pertanyaan, mana jalan yang harus ditempuh, setidaknya kematian memberikan kita pelajaran bahwasanya tidak ada yang namanya kekekalan di dunia. Bahkan waktu saja kita yang menentukan apakah itu lama atau sebentar, hal itu merupakan relativitas. Tetap saja emosi kita yang akan mengontrol hal itu.



                “Adanya kehidupan setelah kematian adalah alasan mengapa orang mulai mementingkan sekitarnya.”