Layaknya hukum tentang opportunity, pengorbanan dibutukan untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Ketika kita menginginkan A maka kita harus merelakan B, setiap kegiatan yang kita pilih, setiap aktivitas hidup, setiap jalan yang ditempuh, pasti ada yang harus dikorbankan. Baik itu tenaga, waktu maupun pikiran. Banyak alternatif-alternatif yang dapat kita pilih, kita ingin sukses, biaya nya mahal, kerja keras, kecerdasan, usaha dan lain-lain. Kita bermalas-malasan, tentunya ada juga yang dikorbankan bisa jadi waktu atau terkadang cinta.
    Pengorbanan adalah pelajaran besar dalam hidup yang tidak semua orang memahaminya dengan baik, pengorbanan berlandaskan atas dua hal, pengorbanan atas dasar cinta dan pengorbanan dikarenakan benci. Umumnya pengorbanan dikarenakan cinta akan berakhir dengan indah dan begitu juga sebaliknya, pengorbanan dengan landasan benci akan berakhir tragis.
       Pengorbanan pertama dilakukan oleh Qabil dan Habil untuk memperjuangkan yang namanya cinta. Bahkan pengorbanan sendiri Tuhan sudah memberikan tolak ukur, mana yang pantas diterima dan mana yang tidak. Mereka adalah putra Adam, generasi pertama umat manusia dimuka bumi. Qabil dengan pengorbanan domba tulus nya untuk Allah, sedangkan Habil dengan pengorbanan hasil pertanian busuknya. Sebagai manusia saja kita tahu mana pengorbanan yang lebih besar, mana pengorbanan yang lebih tulus. Diceritakan atas dasar hal ini jugalah pembunuhan pertama terjadi didunia. Ya bagaimana teganya Habil membunuh saudara kandungnya sendiri yaitu Qabil. Untuk mendapatkan cinta, bahkan Habil rela mengorbankan nyawa saudara nya sendiri.
        Yang menjadi pertanyaan, lantas apakah setiap pengorbanan itu akan mendapatkan hasil yang baik, apakah pengorbanan baik itu tulus maupun tidak akan sama saja. Namun tidak, kadang apa yang kita korbankan tidak mendapatkan hasil maksimal seperti yang kita inginkan. Ada yang sudah berkorban dengan maksimal, waktu, pikiran, tenaga bahkan doa namun hasilnya tidak bagus. Ada yang hanya berkorban sedikit saja atas apa yang dia perjuangkan, namun tangan Tuhan langsung mengijabah keinginannya. Ada yang bahkan tidak berkorban tapi keinginannya secara tidak terduga terpenuhi. Seolah takdir adalah bagian penting sebagai penentu atas pengorbanan yang dilakukan seseorang.

                Lantas, haruskan kita melakukan pengorbanan ?