Terdapat tiga peristiwa penting dalam hidup. Terlahir, jatuh cinta dan mati. Seberapa penting hal itu? Merupakan jawaban relatif bagi setiap orang, takdir merupakan pengaruh paling penting yang menentukan bagaimana hal ini bekerja dalam hidup. Sering kali, terlahir menjadi suatu hal yang tidak diinginkan sebagian orang. Mengapa nasib begini, mengapa begitu, seolah takdir menjadi rumus absolut yang tidak terbantahkan. Sebagian orang menerima dengan senang hati atas kehidupannya, terlahir dengan keluarga yang bahagia, hidup kaya, mempunyai paras yang menawan dan dikelilingi oleh orang-orang yang membuat nyaman. Apakah ini salah Tuhan? Apakah Tuhan salah ketika membuat kita tidak ingin dilahirkan, apakah Tuhan berpihak? Ataukah takdir menjadi jawaban agar terjadi keseimbangan alam yang natural. Ada hitam ada putih, ada laki-laki ada perempuan, ada kaya ada miskin, ada keindahan ada kejelekan, ada siang ada malam, ada yang sempurna ada yang cacat, apakah kita tidak bisa memilih? Apakah tidak bisa terlahir dalam keadaan yang paling baik? Seolah Takdir lah yang menetukan atas 3 peristiwa penting ini, yaitu terlahir, jatuh cinta dan mati.

     Kehidupan merupakan seleksi alam yang tidak terelakkan, orang saling sikut-sikutan, jatuh-menjatuhkan, dan seolah berusahan menjadi puncak dari rantai makanan. Tidak salah memang, seleksi alam akan terus berlangsung, bagi yang tidak mampu beradaptasi dengan sendirinya akan melemah bahkan menghilang. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan akan membutuhkan persaingan untuk menggapai hal itu, menjadi pemuncak rantai makanan.

      Lantas, akankan menjadi puncak dari rantai makanan akan membawa pada kebahagiaan, apakah jika terlahir dari rahim yang sempurna, keluarga yang kaya akan membawa pada kebahagiaan absolut, atau lantas hidup hanyalah peristiwa stagnan yang terus akan berjalan. Peristiwa yang memang sudah diatur, plot dan alur yang sudah ada, apakah ketetapan hidup itu memang sudah ada? Atau akankah kehidupan itu akan mengalir layaknya pion dalam catur yang digerakkan oleh Tuhan tanpa tahu siapa yang akan memenangkannya di akhir.

      Ya, memang betul, hal ini sudah diatur sejak awal, takdir telah mengatur kehendak atas apa yang akan terjadi seterusnya. Namun sejatinya hidup tidak akan pernah stagnan, perubahan sosial tidak mengenal adanya kata stagnan, karena manusia tidak akan pernah berhenti berubah dan akan terus berevolusi seiring waktu. Seolah nafsu lah yang akan melawan takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan. Ya, nafsu, nafsu membuat manusia menjadi lemah, nafsu juga bisa membuat manusia menjadi kuat. Nafsu seolah menjadi tameng bagi orang untuk melawan takdir. Banyak yang tidak sadar, nafsu lah yang membuat hasrat bagi setiap orang untuk terus dapat berjuang hidup dan bertahan. Seringkali nafsu lah yang menjadikan manusia bertindak sesukanya, mengesampingkan norma untuk menggapai setiap keinginan, hasrat yang menggebu tanpa tahu mana yang baik dan buruk. Seolah nafsu adalah kumpulan dari rasa sakit yang ada akibat ketentuan takdir yang tidak adil yang diciptakan oleh Tuhan. Ya, mungkin memang benar, nafsu, hasrat akan menjadi senjata paling mematikan untuk melawan takdir. Setidaknya ini adalah jawaban paling dekat yang bisa menyelamatkan kita dari gejolak bagaimana ujung dari kehidupan ini. Nafsu akan menjadi napas baru untuk melawan takdir, hal inilah yang harus diyakini tanpa harus tahu apakah ini benar atau salah. Hasrat akan mengubah alur dan plot dari cerita ini, selain takdir, terimakasih Tuhan telah menciptakan nafsu, hasrat, dan keinginan yang bisa jadi menjadi penentu dimana kehidupan kita akan berakhir.

“Mungkin dunia memang tidak menginginkanmu, tapi ketahuilah hasrat adalah senjata paling mematikan untuk melawan takdir.”